Monday, July 1, 2013

Who The HELL Are You, Dude??

Saya hanya ingin sekedar bertanya, kepada kamu yang di sana, di balik meja itu, di samping bilik. Benarkah bahwa kita harus selalu bersyukur? Bersyukur yang bagaimana? Melihat ke bawah? Karena posisi kita tidak di bawah??

 Apakah benar untuk membandingkan hidup dengan orang lain supaya kita lebih bersyukur?

Saya berani bilang,Ini tidak benar, tidak ada PEMBENARAN untuk membandingkan hidupmu dengan orang lain. Setiap orang punya perjalanan masing-masing, tidak semua orang sukses, tidak semua orang kaya, tidak semua orang bahagia namun mereka punya cerita yang hanya Tuhan yang tau mengapa mereka dihadirkan.

Kamu, tidak berhak untuk membandingkan kehidupan mewahmu dengan tukang sapu. Hanya karena mobilmu bagus, rumahmu mewah atau istrimu cantik. Kau anggap tukang sapu tidak berharta, kau berharta, jadi kau harus bersyukur?


Bagaimana kalau ternyata si tukang sapu yang lebih bersyukur dari pada kamu? Karena tidak perlu berharta banyak untuk bahagia, tidak perlu pusing mesti korupsi dimana demi menutup gengsi. Pekerjaannya halal, tidak dikejar orang pajak, tidak perlu was-was liat mobil KPK. Walaupun rumahnya tidak mewah tapi hangat oleh gelak tawa keluarga, istrinya memasak dengan penuh cinta. Walaupun rupa nya tidak secantik si kaya, tapi hatinya lebih rupawan. Tidak perlu berhambur uang ke salon setiap bulan, menambal ini dan itu, menciptakan kepalsuan yang tebal.


Lantas, siapa yang lebih pantas bersyukur atas harta yang tidak seberapa?


Kamu, tidak berhak untuk membandingkan baju-baju yang jumlahnya ratusan itu dengan mereka yang bajunya itu lagi, itu lagi. Bisa jadi, tabungannya lebih banyak darimu, uangnya dipakai untuk membantu keluarganya, orangtuanya yang sakit-sakitan, adiknya yang masih sekolah, itulah alasannya dia rela untuk TIDAK MEMUASKAN NAFSU hanya untuk selembar baju.

Kemudian, masih pantas kau "bersyukur" karena kau semena-mena memandingkan dirimu yang sok fashionable itu dengan yang biasa saja?


KEJI. Kamu itu keji jika kamu benar-benar membandingkan, memandang rendah orang lain. Menghakimi tanpa tau siapa yang kamu bandingkan. Padahal di mata Tuhan, kita ini hanya seonggok daging tanpa EMBEL-EMBEL.

Lalu kamu siapa, hah? Saya tanya, kamu itu SIAPA sampai beraninya menganggap orang lain lebih rendah, lebih katrok, lebih ndeso?? SIAPA KAMU!!


Cih...Bisa-bisanya menertawakan seseorang tanpa disadari dirimulah yang sedang ditertawakan.




Bersyukur ya bersyukur saja, karena Tuhan memberimu kelimpahan cinta dan rezeki tidak perlu melihat "ke bawah", karna di bawah tidak ada siapa-siapa yang ada hanya EGO mu semata.







Dorable
Jakarta,01 July 2013