Monday, November 19, 2012

Be Smart, Save Your Money

Tantangan terberat tinggal di Jakarta bagi gw bukan MACETNYA, berhubung kantor gw yang deket rumah dan memang selalu santai setiap hari, jadi ruwetnya lalu lintas bukan sesuatu yang bisa bikin gw kejang-kejang, melainkan SHOPPING.

Yupp.. B-E-L-A-N-J-A

Mungkin ini dialami oleh setiap wanita kali ya, bukan cuman gw seorang. Kita semua tau, kalo yang namanya Jakarta itu tempat dimana lo nyari apa aja pasti ada. Mo baju murah meriah, buku-buku bekas berkualitas, tempat main atau hang out yang seru dan makanan dengan berbagai macam ciri khas.

Gw saat ini sedang terkena sindrom kerja kantoran yang berpakaian bebas-rapi. Beda ama tempat gw kerja dulu di Arab sana yang selalu tampil "heavy" dengan uniform berjaket dan topi maroon di kepala. Gw pun menyadari, selama disana gw jarang belanja pakaian. Selain harganya yang emang mahal, pilihannya pun sedikit. Ngga jarang, teman-teman gw memang agak "kesetanan" belanja online sampai jutaan rupiah ketika berada di Indonesia. 

Menyadari gw kurang gaul selama di luar negri karena jam kerja (sekitar 10-12jam kerja per hari) yang emang GILA dan ngga memungkinkan untuk jalan-jalan cantik atau window shopping, kebanyakan weekend dihabiskan untuk tidur dan olahraga untuk menjaga stamina biar tetep fit. Menjadikan gw agak GALAU ketika kerja kantoran, kok baju gw ini lagi, ini lagi?? (#alasan)

Okeee, akhirnya gw mulai "menabung" baju kerja, tapi tetep merasa kenapa itu lagi itu lagi?? (padahal ada 1 baju yang BELUM pernah gw pake tapi karena kesalahan gw yang pas mo make ehh kancingnya lepas jadi baju itu masih tergantung di lemari belum sempat gw benerin).

Tapi, apakah shopping-addicted gw dalam tahap membahayakan?? Kalo menurut gw sih ENGGA. Kenapa??? Karena gw membelanjakan uang yang memang sudah gw siapkan sebagai Entertainment-Money-Ok-to-Spend-For-Shopping.

Begini, ketika menerima sms "Enjoy Your Salary", gw akan langsung memindahkan uang gw ke rekening lain untuk ditabung, men-transfer ke beberapa post kewajiban gw (uang sekolah, uang belanja bulanan,dll), membayar tagihan kartu kredit (jika ada dan memang selalu ada :P), menarik uang mingguan untuk makan, bensin, belanja.

Ini yang mungkin engga semua orang lakuin ketika mereka nerima "salary-day", karena dengan menggunakan pos-pos pengeluaran tadi, alhamdullilaaaah, tetep bisa nabung dan belanja sesuai dengan budget.

Karena menurut gw sih, engga perlu mahal, standard aja. Walopun kadang pengen punya barang-barang yang emang berkualitas tapi mengingat gw orang yang ceroboh dan serampangan, rasanya percuma. Punya sepatu harga 700ribu tetep dipakenya sama kaya yang harga 150ribu. Jaket yang harganya 900an ribu tetep aja jarang dipake, tas harga 1.5juta tetep aja ngga nyaman buat jalan karena ternyata bahannya berat dan bikin pundak pegel. Makanya, mending yang biasa-biasa aja :D

(Oh ya, menurut gw ketika membeli pakaian itu merk nomer sekian karena banyak kok yang murah meriah dan enak dipake. Tapi untuk sendal/sepatu kerja, baru deh diusahain yang emang berkualitas mengingat kita bakal pake itu SEHARIAN di kantor apalagi kalo HEELS)


Eniwei, one week more to go. Kantong udah mayan bolong-bolong.
Tolonnnngggg... tolonnnnnnnnngg, segerakan gajian ya bos :P



Dora


Monday, November 12, 2012

You are Beautiful

Belakangan mo nulis aja kok ya ribeeettt banget. Dulu perasaan idup gw lebih sibuk tapi selalu ada waktu buat nulis. Malah ketika banyak waktu begini, ngga ada ide.

Jam menunjukkan 14.31 dan bos gw udah capcuscyin, ditambah hujan deras di luar sana, mulailah pasang headset, lagu baru download yang menurut gw udah cocok banget kaya di dalem Mbargo Legian.

Hayoo,, ada yang tau Mbargo?? Ngga tau?? yaudah gakpapa, hehehe...

Jumat biasanya menjadi hari "tunjukkan batik di lemarimu" di hampir seluruh perkantoran di Indonesia. Entahlah, apa ini mood gw yang emang hancur kacau balau dan untungnya bos gw ngga pernah komplain masalah pakaian gw yang ngasal, jeans dan baju tanpa kerah di hari APAPUN.

T__T Wottuduya'ni (kalo di translate ke Indo "trus mo gimana lagi??")

Ngomong-ngomong masalah penampilan, gw ada cerita nih.

Silahkan disimak.

Walaupun gw sekarang orang di balik layar, gw pernah kok jadi front-liner yang seperti gw ceritain dulu-dulu, representative dari satu company. We should dress perfectly, nice uniform, proper make up, rambut yang dioleskan gel rapi, ah damn, I will never do that kind of job again. Yang harus selalu senyum walaupun kadang gw lagi ngga pengen senyum entah karena nahan sakit perut datang bulan, lagi pusing, meriang, dll. 

Nah, sebagai orang-depan yang akan menghadapi orang banyak, ada begitu macam ekspektasi perusahaan dibebankan dipundak kita. Harus SELALU ramah, harus SELALU menarik, harus SELALU cantik.

Padahal, cantik itu kan relatif ya book. Menurut gw juga semua wanita itu cantik, kalo ganteng ya itu buat cowo.

Betul??

Seorang staff resepsionis di kantor gw terpaksa dipindah tugaskan ke departemen lain karena menurut salah seorang atasan bahwa dia tidak berpenampilan menarik.

Kok ya ironis. (kok ya di-hire dari awal)

Jaman sekarang menjadi "biasa" itu susah loh, di banyak lowongan pekerjaan kurang lebih isinya sama "good looking" entah di awal atau akhir iklan tersebut. Coba bayangkan, di jaman yang serba "heboh" begini, kita mesti rajin-rajin mompa semangat, remind ourselves how great we are.

Ini fakta dari beberapa interview yang gw datangi, banyak orang dan juga termasuk gw kadang minder sama penampilan gw pas interview. Gilaak yaa, kadang ini berasa mo ikut pemilihan Putri Indonesia. Malah, seorang wanita disebelah gw pernah meminta gw untuk mendandani dia karena merasa belum "gonjreng". 

T______________T

Sekarang CANTIK menurut media itu kaya apa, Wah putihnya, Heboh dandannya, Hebring wanginya, dan menurut gw udah salah kaprah banget. Coba deh lo pada liat, di salon-salon yang menghadirkan inovasi suntik vitamin C untuk membuat tubuh lebih putih padahal itukan suntik buat orang sakit/flu yang butuh asupan vitamin lebih banyak.

Dunia ini tambah lama tambah aneh. Tambah banyak orang yang mengkotak-kotakkan sesuai penampilan.

Jadi, sekedar TIPS aja nih buat para wanita-wanita diluar sana, mungkin untuk menghindari terjadinya kasus "merasa kurang cantik dan dinilai ngga cocok" sebenernya ngga perlu baju-baju mahal dan ke salon  tiap minggu. Rutin membersihkan badan, beli lulur yang murah-meriah aja trus luluran deh sendiri, menjaga kesehatan gigi, rambut jangan acak-acakan, jadi terhindar dari segala bau-bauan ngga sedap. Make Up juga ngga usah menor kaya penganten, normal-normal aja lah, jadinya yang liat juga ngga sakit mata.




(Gw sehari-hari di kantor pakai pelembab lebih banyak karena tempat duduk yang bener-bener ngadep AC dan jarang pake bedak, ngga pake blush on karena gampang iritasi, plus no-eyeshadow karena kesannya BERAT banget)

Semua wanita itu cantik, unik, tinggal kitanya aja menyiasati dengan pintar supaya MEDIA dan ORANG LAIN ngga merusak kepercayaan diri kita dengan menggambarkan bahwa cantik itu mesti Putih, Langsing dan Rambut Lurus. No No No. Still, love yourself girls :)


Dora



A Reminder For Hijaber (and Me)

I have seen a LOT of postings lately about Islamic fashions. Abayas, scarves, pins, embellishments, flowers, doo-dads. It seems there are gazillions of styles, colors, and patterns, and some women seem to be interested in buying at least one of everything. Now, I know that it is normal for a woman to want to look nice, but I have to things to say. One, and this is the "serious Islamic thing". Our coverings should not be adornments in and of themselves. If you are dressing in a flashy way that sets you apart, singles you out, and makes men look at you, then you are defeating the purpose of hijab, even if you are technically covered in something long, flowing and not see-through.

Now, on a personal level. I have been Muslim for almost twenty years, by Allah's grace. I typically have no more than two or three abayas at any one time. I toss on the same ones when I go shopping or run to the post office. I have several scarves, mostly black, a few colorful ones, a couple that were given as gifts. I have plain tube scarf underscarves. I have boring plastic unadorned hijab pins. I usually wear sensible shoes.

I can tell you with the experience of my years as a Muslim, looking back, that I have NOT suffered emotionally because I "deprived" myself by not buying a bunch of abayas and scarves. My dress when I go out is always feminine, simple, clean, and attractive, mashaAllah, but after I check my look to make sure my hair is not showing and my hem is even, I don't give my clothing a second thought. I am not dressing to improve my self-esteem. I am not dressing so the non-Muslims can think I'm lovely and fashionable. I am not dressing to show my status at the masjid as a modish Muslimah. I am not dressing so a Muslim man will find his eye caught by my attire and think that my husband is a lucky man. I am dressing to be seen as a Muslim woman and to not reveal my beauty to those who do not have the right to see it.

So, how do I fulfill that girly side of me? I dress nicely at home FOR MY HUSBAND. I shop the thrift stores and find cute outfits that look nice that I can wear in front of my kids and still look decent for the hubby, but even there I have a very modest budget and I don't get a new outfit every day, or every week, or even every month. But if I AM going to make an effort to be stylish, I'm going to do it for the man who has the right to enjoy how I look.

I'm not saying this to make anyone feel bad or guilty, but I want everyone to stop and think. Before you buy that 40th scarf because it's the 'perfect' color to go with that abaya you wear once a year, before you drop $100 on a pair of shoes that have rhinestones and go click click click on the floor, before you embellish your hijab with big flowers and buy yet another purse, THINK. Where can that money be better used? I don't even have to tell you where there are people in need. Jersey, Palestine, Myanmar, Sudan, your own town, your own family. I know that if Allah blessed you with money it is yours to do with as you will, but your family has a right on you, your Ummah has a right on you, and if you can just think before you spend, and maybe instead you can send some money to a worthy cause, that will give you a much warmer glow than the scarf that you wear once and then toss mindlessly in a drawer. I remind myself before I remind anyone else.

Remember that our burial shroud is the only piece of clothing that goes with us into the grave, but our acts of charity live on. Not a rant, just an observation. I love all my brothers and sisters for the sake of Allah and I want the best for you in this world and the next.

By: Nancy Qualls-Shehata

****

Oke, now time to check my credit card and keep it save!! no more shopping T_T




Dora 

Monday, November 5, 2012

Sudahi

Apa yang kau cari dari aku lagi?
Bukankah sudah kau relakan aku pergi
Kenapa kini kau mendatangi aku sendiri

Hilangkah akalmu?
Atau hilang ingatanmu?
Perlu kuputar tombol rewind untukmu??

Sudahlah
Tidak usah kau bersusah payah mencari-cari percikan patah hati
Jikalaupun benar aku masih merindumu setengah mati, itu bukan urusanmu lagi
Pergilah kasih, pertegas kakimu untuk bergerak kedepan
Tak usah berandai jauh karena aku sedang membunuh kenangan kita pelan-pelan





Jakarta 06 Nov 2012