Tuesday, August 7, 2012

Jalan Pilihan-Nya

Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala keagunganNya, kemurah-hatianNya, kekayaanNya atas berkah dan pelajaran yang diberikan kepada saya.

Masih jelas di ingatan saya, ketika masa penantian yang begitu menegangkan akhirnya terjawab sudah, saya tidak lolos untuk mengikuti ujian terakhir yaitu medical-test, di suatu perusahaan ternama yang saya lamar dua bulan lalu. Jikalau menilik dari proses interview yang cukup memakan waktu berbulan-bulan, usaha, doa-ibadah, apa saja sudah saya kerahkan. Hanya saja, memang ada sedikit ketidak-nyamanan yang saya rasakan, pertanyaan yang mengganggu.

Apa benar saya menginginkan pekerjaan ini?
Rasanya tidak juga. Sekedar penasaran saja, tapi tidak pernah terpikir bahwa saya akan benar-benar melakukannya. Kembalinya saya ke Indonesia tentu salah satunya karena saya menginginkan kedekatan kembali dengan keluarga. Entah berapa acara keluarga yang dilewatkan, foto bersama tanpa wajah saya, kehilangan momen melihat adik-adik tumbuh dewasa dan tanpa sadar semakin berumur.

Mau sampai kapan saya terasing begini? Toh mungkin Allah memberikan jodoh kepada saya sebentar lagi, kami menikah, saya kerumah suami saya, LAGI saya terpisah dari keluarga.

Apa benar saya menginginkan pekerjaan ini?
Sedangkan batin saya sendiri tidak menginginkannya. Atas dasar uang berlimpah saja, harga diri saya rasa tercabik karna saya tau saya mampu melakukannya lebih dari itu. 

Kemudian, saya yang masih bersikukuh mengelabui hati saya yang terdalam, saya melaju sampai ke Final interview, dua wanita asing berambut pirang itu menanyai saya begitu banyak hal, biasa sampai luar biasa. Sedikit lagi dear, begitu ucap saya berkali-kali mengelus dada.

Anehnya, orang-orang disekitar saya terutama keluarga, mendoakan "Semoga mendapat yang terbaik" bukannya "Semoga diterima".

Apa bedanya? Jika saya diterima bekerja, maka itu yang terbaik menurut saya.  Sekarang saya tau, itu salah. Apa yang baik untuk saya, Allah swt lebih tau. Sedih sudah pasti, karena saya merasa sudah memiliki semua yang mereka cari, menurut saya. Tapi rencana Allah, jauh lebih baik dan saya percaya.

Tanggal 30July pagi menjelang siang, saya mendapat email bahwa saya tidak lolos dari perusahaan yang saya nanti. Malamnya CV saya perbaiki, karena saya lebih menginginkan posisi sekretaris/personal assistant, saya menambahkan poin-poin yang berhubungan dengan kesekretarisan dan membuang yang tidak penting, terutama dalam airport experience saya di negri Arab sana. Hingga tengah malam (31 july) tak kurang ada sekitar 12 CV saya kirim online lewat bantuan Jobsdb Indonesia. Saat itu ada satu perusahaan yang setau saya cukup dekat dibilangan Pancoran Jaksel, 30menit dari rumah. Harap saya, semoga dapet yang deket rumah ya Allah :D

Tanggal 31 July selepas Dhuha, saya menerima telpon. Hanya saja, karena saya melewatkan telpon pertama, ketika saya telpon kembali nomer tersebut, resepsionis kurang mengetahui siapa yang menelpon. Baiklah, saya tunggu. Saya sempat tanya, nama perusahaan tersebut. Ternyata benar, ini perusahaan yang dekat rumah :D asyiikkk. Good feeling. Tak lama, saya ditelpon lagi oleh sang General Affair dan HRD Manager yang dengan baiknya meminta saya untuk interview keesokan harinya. Melalui email pula, saya diberi alamat, ancer-ancer perusahaan supaya ngga nyasar. Sip.
#info : Dari 12 CV tadi, perusahaan ini ternyata perusahaan pertama yang saya LAMAR. 

Tanggal 1 Agustus siang pukul 14.30pm saya datang ke kantor yang Alhamdulilaaah memang deket banget dari rumah, berngkat pake taksi cuman 25ribu doang 25menitan dan langsung jatuh hati sama hijaunya kantor, gaya santai orang-orang disana, keramahan sang direktur yang terkesan pintar tapi tidak meninggi, ramah tapi tidak curi-curi kesempatan. Sang direktur langsung memberikan saya offer saat itu juga, namun tidak langsung saya terima walaupun sebenarnya itu sudah cukup untuk pemula bagi saya. Tak putus asa, beliau memberikan saya kartu namanya, kalau-kalau saya berubah pikiran. 

Sepulang dari sana, saya berfikir lama apakah akan saya ambil atau tidak pekerjaan ini. Pertimbangan saya bermacam-macam, mulai dari biaya transportasi, makan, kecukupan untuk keluarga saya-pun saya pikirkan. At the end of the day, Allah itu Maha Kaya, seberapapun gaji nanti jikalau tidak bersyukur, akan selalu kekurangan. Lagian, nyari kantor yang deket rumah itu susah menurut saya, apalagi saya anak baru di Jakarta yang belum hapal jalan, kalau naik angkot/busway engga kebayang letihnya di perjalanan. Paling sampe kantor udah lecek, sampe rumah udah malem banget karena posisi rumah gw yang tidak dilewati jalur angkutan umum. 

Positive. Bismillah, saya terima pekerjaan ini karena saya yakin ini pilihan Allah dengan memantapkan hati saya yang langsung jatuh cinta pada pandangan pertama di kantor yang serba hijau menyejukkan.

Tanggal 2 Agustus, saya follow up ke Ibu Hrd tadi untuk menanyakan posisi tawar saya. Mengingat ada beberapa kandidat lagi yang sedang di interview, saya diminta menunggu. Pikiran saya mulai agak terganggusebenarnya, bagaimana kalau kandidat lain ternyata lebih potensial? Teringat perkataan Mama:



"Nak, rezeki Elang ngga bakalan di ambil Musang. Sudah, tenang, kalo emang rezekimu pasti akan tetep untukmu"



Tanggal 3 Agustus, Ibu HRD kembali menghubungi saya dan membicarakan kembali offer yang di berikan. Alhamdullilaaah artinya, mereka belum menemukan kandidat yang cocok untuk posisi ini. Karena sudah membicarakannya dengan keluarga saya, saya langsung menyetujui. Deal.

Tanggal 6 Agustus, Tanda tangan kontrak!!! Subhanallaaaaahhh, cepat sekali Kau beri ganti pekerjaan untukku ya Allah. Posisi pekerjaan yang baik sebagai Secretary Director di sebuah Property Developer Company yang sedang berkembang, nice office, bisa sholat, orang-orang professional, boleh masuk kerja setelah Lebaran.

Haduh Gusti Allah, memang pantang bersedih hati dan berputus asa ketika hamba memiliki-Mu yang Maha Kaya, Maha Sempurna pengatur kehidupan. Alhamdullilah. Alhamdullilah. Alhamdullilah.




Adorable
#Sedekah itu pembuka pintu rezeki, percayalah. Semakin banyak bersedekah, tetap takkan habis rahmat dan nikmat Allah (tak hanya harta tapi juga kesehatan dan keharmonisan hidup).

No comments:

Post a Comment