Friday, September 28, 2012

(Pernah) Masa Muda

Ini cerita tentang masa kecil saya. Hampir sama seperti anak-anak kecil di jaman waktu itu, saya senang bermain di luar rumah, biasanya sehabis pulang sekolah, makan siang dan menjelang sore ketika matahari tidak terlalu menyengat saya mulai menjelajah aspal, rumput ilalang, atau rumah tetangga.

Tempat favorit saya apalagi kalau bukan rumah nenek saya, yang jaraknya sekitar 500 meter atau sekitar 1 Km. maaf, saya memang kurang pandai berhitung jarak *dan yang lainnya, heeheh*

Bisa dikatakan base camp saya disana, rumah nenek saya itu seperti surga. karena saya bebas menghabiskan dagangan nenek saya dan kabur kapan saja saya mau. cokelat, chiki, minuman, gorengan, astor, wah semua komplit.

Waktu kecil, karena perempuan tidak terlalu ramai, saya seringnya main bareng abang-abang sepupu. kejar-kejaran, main petak umpet, kelereng (Ekar ato Ekal), manjat pohon jambu air milik tetangga tanpa minta (aka maling), tapi saya juga suka main Bp-Bpan (baca: Bepe) semacam orang-orangan kertas yang bisa didandani, diganti bajunya lalu menikah dan punya anak. tak lupa punya rumah mewah dan mobil banyak. *ternyata sejak kecil saya sudah punya impian keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrohmah*

Saya punya kecenderungan agak susah dijinakkan, pemberontak kecil yang cengeng. yang selalu memiliki "anak buah" acapkali turut serta mengaminkan apa saja ucapan saya. suka sok jagoan, karena waktu itu abang sepupu saya preman sekolahan, hehehe, jadi bekingan mantap. ditambah, kakek saya yag kepala sekolah walopun di tempat berbeda tapi masih satu wilayah, siapa yang berani sama saya?? weeehh, si Bintang kecil benar-benar merasa jagoan dari goa hantu.

Pernah ada seorang adik sepupu yang menangis dan datang ke saya karena diganggu oleh teman sekelasnya yang lelaki, dia tersedu-sedu mengadu kepada saya yang sedang asyik makan pisang goreng di kantin. serasa bak ninja, saya melesat secepat kilat mencari sang "musuh". dan set set set, sampe di kelas, anak ini sedang asyik bercanda ria dengan teman sekelas, saya dekati dia, "NGAPAIN KAMU GANGGU ADIK SAYA?" plus berkacak pinggang. entah mengapa, yang terjadi selanjutnya adalah kami berdua kejar-kejaran di dalam kelas. salahkan rok saya karena menghambat langkah kaki untuk naik turun meja, kursi, dsb. sedangkan dia meliuk-liuk seperti ular, dan saya kehilangan jejak.

Blassss. dia kabur ke lapangan sekolahan.

Saya?? engga hilang akal, saya tanya teman sekelasnya, sepatu milik anak lelaki itu. *jaman saya sekolah dulu, kalo mau masuk kelas mesti lepas sepatu* dan byuurrrrrrr

saya lempar sepatu itu ke lumpur di depan kelas yang menggenang sehabis hujan tadi malam, yaakk di depan mukanya saya goyang-goyangkan sepatu itu dan CEMPLUNGGGGGGGGGG

Saya kemudian berlalu tanpa kata menuju kantin melanjutkan jajanan saya, meninggalkan dia yang memungut sepatu lumpur sesegukan dan sesekali mengusap air mata.



Superdoradorable-muda

No comments:

Post a Comment